Pages

Thursday 23 February 2012

BUKU FALAK

Banyak buku Falak .
Wardan Diponingrat, K.R.T: Ahli falak, nama kecilnya adalah Muhammad Wardan, dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1911 M bertepatan dengan tanggal 20 Jumadal Ula 1329 H di Kauman, Yogyakarta dan meninggal dunia pada tanggal 3 Februari 1991 M/ 19 Rajab 1411 H. Ayahnya, yaitu kyai Muhammad Sangidu seorang penghulu keraton Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Penghulu Kyai Muhammad Kamaludiningrat sejak 1913 M/1332 H sampai 1940 M/1359 H. Pendidikan dasarnya diperoleh di Sekolah Keputran (sekolah khusus untuk para keluarga keraton) dan Standard Schoel Moehammadijah di Suronatan (lulus tahun 1924 M/1343 H). Kemudian melanjutkan ke Madrasah Muallimin sampai lulus pada tahun 1930 M/1349 H. Satu tahun sesudah itu Muhammad Wardan sebenarnya berkeinginan belajar ke tanah Arab, tapi karena kendala biaya tidak dapat memenuhi cita-citanya tersebut, akhirnya ia melanjutkan ke Pondok Jamsaren Solo. Selain nyantri ia juga mengikuti kursus Bahasa Belanda di Sekolah Nederland Verbond dan les privat bahasa Inggris. Setelah mendapatkan berbagai ilmu, Muhammad Wardan berusaha mengamalkan dan mengajarkannya. Pada tahun 1934 M/1353 H sampai 1936 M/1355 H, dia menjadi guru Madrasah Al-Falah Yogyakarta, kemudian pada tahun 1936-1945 M/1355-1365 H menjadi guru di Sekolah Muballighin Muhammadiyah Yogyakarta. Memasuki masa perjuangan fisik, aktivitas Muhammad Wardan di bidang pendidikan terhenti dan ia melibatkan diri di dalam Angkatan Perang Sabil (APS) dan ia dipercaya sebagai anggota bidang markas ulama. Setelah perjuangan fisik mereda dan Indonesia dapat mencapai kemerdekaan secara penuh, pada tahun 1948-1962 M/1368-1381 H ia mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah Menengah Tinggi Yogyakarta dan pada tahun 1951-1952 M/1371-1372 H juga mengajar di Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA) Negeri Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1954-1956 M/1374-1376 H ia ditugaskan oleh Departemen Agama RI untuk menjadi guru di Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Yogyakarta dan guru di Sekolah Persiapan PTAIN Yogyakarta. Sejak 1973 M/1393 H sampai wafatnya ia diangkat sebagai anggota dewan kurator IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena kepiawaiannya di bidang ilmu Falak, sejak tahun 1973 hingga wafatnya dipercaya sebagai anggota Badan Hisab Rukyat Departemen Agama RI. Muhammad Wardan merupakan salah seorang tokoh penggagas teori wujudul hilal yang hingga kini masih digunakan oleh persyarikatan Muhammadiyah. Adapun karya-karyanya di bidang ilmu falak, yaitu Umdatul Hasib, Persoalan Hisab dan Ru'jat Dalam Menentukan Permulaan Bulan, Baru nie..
clik here to download this document


Hisab dan Falak, dan Hisab Urfi dan Hakiki.
 

Hisab Urfi hakiki Kyai Wardan

clik here to download this document


kyai Saadoedin Djambek
clik here to download this document


AbdurRahim JAC (Jogja)
clik here to download this document

ASAL USUL NAMA BULAN


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa nama-nama bulan Masehi dimulai dari Januari sampai Desember. Dan perlu diketahui bahwa sebagian nama-nama bulan ini telah ada sebelum dimulainya penanggalan Masehiah, sebagian lagi adalah nama yang baru. Adapun asal –usul ke-12 bulan Masehi ini adalah sebagai berikut :
v Januari, dahulu namanya adalah Januarius; berasal dari kata Janus (malaikat bermuka 2 penjaga gerbang Roma);
v Februari, dahulu namanya adalah Februarius; berasal dari kata Februa (hari pembesihan);
v Maret, dahulu namanya adalah Martius; berasal dari kata Mars (dewa perang);
v April, dahulu namanya adalah Aprilis; berasal dari kata Apru (dewa asmara bangsa Etruscan);

Friday 3 February 2012

Reza Kid's


Aku bukanlah orang yang selalu terkabul do’anya ketika aku berubah dari aku ke aku yang lain. Aku sangat senang jika melihat seorang atau kelompok anak-anak kecil yang sedang bemain dan yang pasti aku bukan seorang pedhofill. Kulihat betapa cerianya mereka merayakan masa kekanak-kanakannya, tawanya yang lepas tanpa beban. Kutahu pasti bahwa inilah cermin dari hidupku tentang masa kecilku yang begitu terlampau jauh hingga umurku sudah seperlima abad.

Dalam benakku masih tersimpan memori saat aku duduk di bangku TK. Slot memori yang tertanam masih saja menyisakan pengalaman yang dalam “Edensor”nya Andrea Hirata seperti kereta yang meluncur dearas dan sekarang ini aku mencoba membalikkan alurnya. Jika dulu ditanya oleh guru TK. “nak besok kalau sudah gedhe mau jadi apa?” maka aku dengan semua keluguanku akan menjawab ingin menjadi guru. Namun dlm perpisahan di TK itu sang guru malah menjadikanku sebagai ustadz yang mendakwahkan tentang “birrul walidain”.

Aneh rasanya jika kenangan masa TKku ini perbincangkan. Kenapa ya ? saat itu aku bisa menghapalkan teks yang telah diucapkan oleh guruku. Seketika. Apakah cara kerja otakk anak kecil itu seperti apa yang telah dijelaskan oleh Amiir Khan dalam “Taree Zameen Parr”nya bahwa setiap anak punya inner of talenta . Dan tentu aku belum tahu jawabannya           
 to be continue.. ^^


Wednesday 18 January 2012

Sistem Penentuan Awal Bulan Qomariyah

Sistem Penentuan Awal Bulan Qomariyah
Selanjutnya untuk mengetahui hilal yang merupakan element penting untuk mengetahui penentuan awal bulan Qomariyah di Indonesia secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem yaitu hisab dan rukyat.
Dari dua sistem tersebut, lalu muncullah aliran-aliran yang mengusung berbagai kriteria yang mendampingi sistem Hisab dan Rukyah.  Oleh karena itu, sistem penentuan awal bulan qomariyah menjadi sangat bervariasi.[1]




1. HISAB
Hisab adalah kata yang cukup dikenal dan sering di ucapkan. Kata ini sering diucapkan terutama pada saat awal dan akhir bulan ramadhan. Kata hisab berasal dari bahasa arab yang berarti hitungan.[2]Tetapi, dalam al- Qur’an, pengertian hisab atau arithmetic ternyata tidak semata-mata berarti perhitungan namun memiliki makna lain, seperti batas,[3] hari kiamat,[4] dan tanggung jawab. Dari akar kata h-s-b, sebagai kata benda, kata ini disebut dalam al-Qur’an sebanyak 25 kali.Sementara itu, hisab yang menjadi fokus studi ini adalah metode untuk mengetahui hilal. Dalam literatur-literatur klasik ilmu hisab sering disebut ilmu falak[5], miqat, rasd, dan haiah. Bahkan sering pula disamakan dengan astronomi.

KONVERSI MASEHI KE HIJRIYYAH

KONVERSI / TAHWIL AL SANAH

Konversi tanggal atau Perbandingan Tarikh atau dikenal pula Tahwil Al Sanah adalah cara untuk mengetahui persamaan tanggal dari suatu penanggalan dengan penanggalan lainnya, misalnya antara Masesi dengan Hijriyah, atau sebaliknya.

1.      Masehi ke Hijriyah
2.      Tentukan tanggal Masehi yang dikehendaki.
3.      Hitung jumlah hari dari tanggal 1 Januari 1 M sampai tanggal yang dikehendaki.(Tabel I)
4.      Jumlah hari dikurangi koreksi Gregorius[1].
5.      Sisanya dikurangi lagi 227016 hari[2].
6.      Hitung berapa daur/siklus, yakni hasil pengurangan tadi dibagi 10631[3].
7.      Hitung berapa hari (A) dari sejumlah daur yang ada.
8.      Hitung berapa tahun dalam kelebihan hari tersebut dan masih lebih berapa hari (B) lagi.
9.      Hitung ada berapa kelebihan hari (B) dan masih ada kelebihan berapa hari lagi.